Ayat ini Membuat Seorang Perampok Bertaubat
Al-Baihaqi dalam syu’ab al-Iman membawakan riwayat bahwa dulu di usia mudanya, Fudhail bin Iyadh adalah seorang perampok yang suka menghadang di daerah antara Abiwarda dan Sarkhos. Ada satu peristiwa yang membuat beliau bertaubat,
Kala itu, Fudhail sedang jatuh cinta dengan seorang gadis. Diapun memanjat tembok untuk menemui wanita tersebut. Ketika dia berada di atas tembok, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
Bukankah telah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah (QS. Al-Hadid : 16).
Begitu dia mendengar lantunan ayat ini, diapun langsung bergumam:
“Tentu saja wahai Rabbku. Sungguh telah tiba saatku (untuk tunduk hati mereka mengingat Allah).”
Fudhail pun kembali (tidak melanjutkan misinya), dan beristirahat di sebuah bangunan rusak. Tiba-tiba datang sekelompok rombongan yang sedang lewat. Sebagian anggota rombongan itu berkata: “Kita jalan terus,” sementara yang lain berkata: “Kita istirahat saja sampai pagi, karena si Fudhail berada di arah jalan kita ini, dan dia akan menghadang dan merampok kita.”
Mendengar hal ini, Fudhail-pun merenung: ‘Aku sedang melakukan kemaksiatan di malam hari (mengintip sang wanita) sementara kaum muslimin di sini ketakutan karenaku (khawatir Fudhail akan menghadang mereka), dan menurutku tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku itu dengan tinggal di Baitul Haram’.” (Siyar A’laam An-Nubalaa 8/421 dan Tarikh Damaskus Ibnu Asakir, n. 52201)
Setelah bertaubat dan belajar islam, beliau menjadi ulama besar. Ad-Dzahabi berkomentar tentang beliau,
الإمام القدوة الثبت شيخ الإسلام
“Seorang imam, panutan, kuat hadisnya, syaikhul islam.”
Sementara al-Hafidz Ibnu Hajar berkomentar tentang beliau,
ثقة عابد امام
“Tsiqah (terpercaya), ahli ibadah, ulama besar.”